Banyak pendapat yang mengatakan bahwa wanita lebih rentan terkena osteoporosis dari pada laki-laki. Namun pendapat ini ternyata tidak semuanya benar, karena ternyata semua orang baik pria maupun wanita berpotensi terkena osteoporosis.
Kata osteoporosis berasal dari bahasa latin, osteo = tulang, porosis = keropos. Osteoporosis adalah ppenyakit keropos tulang disebabkan karena kepadatan tulang mulai berkurang. Akibatnya tulang mudah rapuh dan patah.
Proses kepadatan tulang berkurang secara perlahan terutama pada penderita osteoporosis senilis dan berlangsung secara progresif selama bertahun-tahun tanpa kita sadari dan tanpa disertai ada gejalanya.
Tubuh kita disanggah oleh sekitar 206 tulang, yang merupakan jaringan yang kompleks. Jaringan tulang ini selalu mengalami perubahan. Sebagian jaringan di resorpsi, hilang karena jaringan menjadi tua dan sebagian lagi tumbuh baru.
Tulang manusia berisi berbagai macam mineral, seperti kalsium dan fosfat yang menjadikan tulang keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah penyakit osteoporosis.
Kadar kalsium dalam darah sangat mempengaruhi kekuatan tulan, karena tulang merupakan penyimpanan 99% kalsium dalam tubuh. Peningkatan kadar kalsium dalam darah akan meningkatkan sel pembentuk tulang. Dan sebaliknya penurunan kalsium akan meningkatkan resorpsi tulang.
Osteoporosis tidak menampakkan tanda-tanda fisik yang nyata hingga terjadi keropos, biasanya dirasakan pada usia senja, muncul setelah usia 50 tahun. Karenanya penyakit osteoporosis tidak mudah dideteksi secara dini.
Hamper 80 persen penderita penyakit osteoporosis adalah wanita. Penyakit ini umumnya menyerang wanita yang memasuki periode menopause, bahkan osteoporosis juga sering menyerang wanita usia muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Karena pada usia itu produksi hormone estrogen berkurang sehingga menyebabkan penurunan kalsium darah. Proses pada wanita merupakan suatu yang normal dan alamiah sesuai dengan siklus haid. Namun, penerimaannya berbeda-beda diantara wanita.
Meskipun penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat.
(Sumber : wijayakarta, edisi 05/ september 2009)
Rabu, 05 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar